Tahun yg tidak pernah ada
19.05
By
Parinong
Unik
0
comments
Tahun 1999 lalu, kita sempat dihebohkan
dengan pergantian millennium. Ada yang berkata, perpindahan dari tahun
1000-an ke tahun 2000-an akan menyebabkan berbagai “guncangan”. Ada
yang meniupkan isu guncangan kiamat. Misalnya, tanggal 9 September 1999
akan terjadi kehancuran dunia karena deretan angkanya membentuk
9-9-99. Ada pula yang menyebutkan, kiamat baru terjadi pada 31 Desember
1999 ketika kita memasuki angka 2000. Sementara, dari pemrograman
komputer, dunia semat dihebohkan dengan kekhawatiran tidak berfungsinya
teknologi ketika angka 99 mesti direset menjadi 00 (kembali ke tahun
1900).
Di sisi lain, banyak pula
orang yang merayakan detik-detik menjelang tahun 2000 secara
berlebihan. Kita mengenal semua serba silver pada awal millennium
ketiga. Bahkan, konon hotel dan restoran di seluruh dunia telah habis
dipesan sebelum tanggal 31 Desember 1999. Bagi kita, melewatkan tanggal
31-12-1999 ke 1-1-2000 ibarat sedang mengendarai sepeda motor dan
melihat jarak tempuh di bagian speedometer. Ketika angka bergerak dari
1999 ke 2000, ada sensasi tersendiri.
Tapi,
ternyata pergantian millennium tidak terjadi pada 31 Desember 1999,
melainkan pada 31 Desember 2000. Alasannya, orang-orang zaman dahulu
tidak pernah menghitung tahun ke-0. Bangsa Yunani yang hidup pada masa
itu, menolak keberadaan angka nol. Jadi, dalam perhitungan, setelah
tahun 1 sebelum Masehi, maka tahun berikutnya adalah tahun 1 Masehi,
bukannya tahun 0 Masehi.
Konsep ini
masih dipakai oleh seorang biarawan bernama Dionysus Exiguus. Ia
diminta oleh Paus Johannes I untuk membuat penanggalan. Tujuannya,
mengetahui kapan tibanya hari Paskah. Dionysus kemudian menyusun
penanggalan seperti pada umumnya saat ini. Dionysus menyandarkan
pemahamannnya dari tahun kelahiran Yesus. Jadi, tanggal 1 Januari
setelah hari kelahiran Yesus (25 Desember), disebutnya sebagai tahun 1
Masehi (kelak, Dionysus mesti mengakui kesalahannya karena Yesus
kemungkinan lahir pada 4 atau 3 SM).
Nah,
dari konsep yang dipakai Dionysus inilah muncul kesalahan fatal yang
lain. Misalnya, ada seseorang yang lahir pada tahun 2 Sebelum Masehi.
Maka, pada tahun 3 Masehi, berapa umurnya? Kita mungkin akan menjawab,
umurnya 5 tahun. Kesimpulan ini didapat dari hitungan 3-(-2) = 5 tahun.
Namun, ternyata umur anak itu ternyata cuma 4 tahun. Lihatlah sebagai
berikut.
- Tahun 2 SM = lahir (0 tahun)
- Tahun 1 SM = 1 tahun
- Tahun 1 M= 2 tahun
- Tahun 2 M = 3 tahun
- Tahun 3 M = 4 tahun
- (Tidak Ada Tahun 0 M)
Atas dasar “kekeliruan” inilah, saat ini, meskipun kita berada pada tahun 2011, sebenarnya kita masih ada di tahun 2010.
Menyangkut
“kelebihan satu tahun” ini, para pakar astronomi dunia sangat
menyadari hal ini. Maka, ketika orang awam merayakan pergantian
millennium pada 31 Desember 1999, mereka santai-santai saja. Tepat
setahun kemudian (31 Desember 2000), barulah mereka merayakan hal
tersebut; ketika orang-orang sudah merasa menjalani millennium baru
selama setahun.
0 comments: