3 Sifat Matematika
18.57
By
Parinong
Unik
0
comments
Seribu dari satu orang menganggap bahwa
matematika itu nerakanya dunia. Ungkapan itu yang selalu terngiang
dibenak para pelajar se-Indonesia. Dimulai dari pelajar yang bersandang
TK, SD, SMP, SMA bahkan telah memasuki dunia mahasiswa di kampus.
Sangat langka dari beberapa para pelajar yang menggeluti bidang
tersebut. Bahkan ketika Ujian Nasional berlangsung, hal yang selalu
membuat stres mereka dari angkatan jaman sekarang atau tempo dulu itu
selalu dengan permasalahan yang sama.
Mereka
yang membenci matematika menganggap, dunia ini akan kiamat, hidup dia
di dunia pun akan berakhir. Jadi males makan, males mandi, males
keramas hobi mereka hanya bershower di kamar mandi dari pagi terus
sampai pagi lagi. Terbukti pelajar Indonesia GALAU jika nilai
matematika mereka jeblok ! Ternyata ada penelitian yang lebih dahsyat
yang membuat pelajar Indonesia GALAU, jawabannya bukan patah hati atau
dikhianati sahabat sendiri. Tetapi jawaban itu karena nilai matematika
mereka mendapatkan tinta merah dan mereka harus remedial. Sungguh aneh
bukan?
Detik ini juga, beberapa
sifat dari matematika akan saya beberkan. Saya tidak ingin semua
pelajar di Indonesia menjadi korban dari si matematika sudah cukup saya
yang GALAU dengan nilai ekonomi saya. Saya pun ingin membuka mata,
hati dan tangan kalian untuk membaca sifat dari matematika, ini dia
faktanya :
1. Banyak jalan menuju Roma
Sebenernya
matematika itu simpel loh, tetapi tergantung pengajar yang mengajarkan
kita matematika, kalau gurunya itu ribet alias setiap pemecahan soal
matematika harus pake cara I, padahal cara II, III dan cara-cara menuju
ke Roma itu banyak sekali. Banyak jalan buat nemuin jawaban dari
soal-soal tersebut kunci terpenting kita harus mengerti dulu soal
tersebut. Kalau kita sudah mengerti soal tersebut dan mengerti
memecahkan soal tersebut, ternyata tidak harus menggunakan cara I itu
kan? Banyak cara untuk menjawab soal matematika guys.
2. Lebih Cepat emosian terus pemalu tiba-tiba
Hal
ini merupakan efek besar dari banyak jalan memecahkan soal matematika
menuju Roma. Karena terlalu banyak jalan, kita pun jadi tidak terarah.
Hal ini terjadi ketika soal matematika diberikan pada satu kelas dan
mengerjakan masing-masing. Pasti jawaban, cara dan pemecahannya itu
berbeda-beda bukan? Hal itu juga yang akan memicu terjadinya Lomba
Debate Matematika di kelas. Mereka yang merasa pintar matematika merasa
jawaban dia paling benar dan jawaban yang lain itu sangat sangat
salah. Sedangkan mereka yang merasa bodoh dengan matematika pun juga
menganggap jawaban mereka benar walaupun dia tahu dia tidak mampu dalam
pelajaran matematika.
Persepsi
orang dalam mengerjakan matematika itu akan merasa bahwa pemecahan yang
ia kerjakan itu benar padahal nyatanya itu salah mau dia orang pintar
atau orang bodoh. Mau ia murid dengan guru akan terjadi konflik yang
membuat seisi kelas bingar karena menggebu-gebu membahas jawaban mereka
masing-masing dan pada akhirnya yang salah akan merasa malu karena
mereka telah bersikeras dalam mempertahankan jawaban mereka agar menang
tetapi ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Sifat emosi untuk
mempertahankan jawaban ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dan
berujung menjadi malu.
3. Punya Jurus Jitu
Tidak
hanya seorang maling lho yang mempunyai jurus jitu tetapi matematika
juga punya. Jurus jitu yang matematika punya yaitu dengan banyak rumus
yang permulaannya membuat kita binging seribu rokaat. Matematika sangat
senang melihat kita galau, buktinya dasar matematika ketika memasuki
sekolah dasar memang gampang tetapi jika sudah memasuki dunia SMP atau
SMA tidak terbayang kan betapa lebih rumit lagi matematika.
Dan
matematika akan terus membuat kita merasa GALAU ketika kita merasa
takut dengan pelajarannya di awal. Matematika itu tidak ingin dibenci
oleh pelajar Indonesia, jadinya dia membuat pelajar Indonesia semakin
galau agar kita tersadar bahwasanya galau dengan matematika itu hal
yang membodohkan. Dengan begitu, mari kita hargai jurus jitunya
matematika dan mulai mencintai matematika yuk guys.
Kesimpulannya
saya tidak menyiarkan kebencian tetapi cerita ini kenyataan dan real
justru saya menyiarkan solusi deri kebencian pelajar di Indonesia
dengan matematika. Wassalam…
0 comments: